Diposkan pada Sains

Waisak dan Gerhana Bulan

[26.05.2021]

Bagaimana hubungan waisak dengan gerhana bulan? Jawabannya adalah baik-baik saja. 😀

Oke deh… Serius nih…

Waisak diperingati oleh umat Buddha setiap Purnama Sidhi (bulan purnama) di bulan Mei. Di sisi lain, gerhana Bulan selalu terjadi pada saat bulan purnama, ketika terjadi konjungsi antara matahari-bumi-bulan (penjelasan tentang gerhana bulan yang asik bisa dilihat di video). Nah, bila kebetulan gerhana bulan terjadi di bulan Mei, itu artinya hari Waisak bebarengan dengan gerhana bulan. ‘Kebetulan’ ini hanya terjadi tiap 195 tahun sekali.

Lanjutkan membaca “Waisak dan Gerhana Bulan”
Diposkan pada Cerita Merapi, Sains

Ketika Merapi Meletus Freatik

[02.06.2018]

Mau cerita pengalaman kemarin. Lebih enak cerita sekarang saat rasa di hati sudah tenang.

Kemarin sejak pagi aku mbungkus-mbungkusi coklat. Dandananku lumayan aneh. Kepalaku kututup handuk khusus keramas agar rambut nggak jatuh-jatuh, dan hidung-mulut kututup masker. Karena tinggal packing barang yang mau kukirim, sarung tangan plastik aku lepas.

Sekitar pukul 08.20, tiba-tiba terdengar suara menderum.

“Mobil siapa nih yang suaranya gede banget?” tanyaku dalam hati.

Lanjutkan membaca “Ketika Merapi Meletus Freatik”

Diposkan pada Sains

Mengapa jari-jari tangan kita bentuknya tidak sama satu dengan lainnya?

[13.04.2017]

Nampaknya si Ade (10 tahun) punya motto “everything happens for a reason“. Sejak masih balita, seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan yang mengejutkan darinya. Daaaannnn… tentu saja menyebalkan! Menyebalkan karena aku sendiri belum pernah mempertanyakannya. Lebih menyebalkan lagi, karena aku nggak bisa menjawabnya. Mungkin orang kebanyakan akan berkata, “Kayak gitu saja ditanyakan… Apa pentingnya sih?” Untuuuung… Aku nggak pernah berkata seperti itu padanya.

Ini nih pertanyaan terbaru Ade…

“Ibu, kenapa sih jari-jari bentuknya nggak dibuat sama semua? Mengapa ada yang besar? Mengapa ada yang kecil? Mengapa ada yang panjang?”

Lanjutkan membaca “Mengapa jari-jari tangan kita bentuknya tidak sama satu dengan lainnya?”

Diposkan pada Sains

Ngengat vs Kupu-kupu

[23.01.2017]

Entah kenapa, aku lebih familier dengan kata “kupu-kupu” untuk menyebut semua makhluk indah pemilik sepasang sayap yang biasa terbang ke sana kemari di sekitar kita.

Makanya aku heran sekali saat baca Lima Sekawan “Ke Bukit Billycock”, si Dick bilang pada Anne: “Masa kau nggak bisa membedakan kupu-kupu dengan ngengat?”

Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock (cover lama)

Lanjutkan membaca “Ngengat vs Kupu-kupu”

Diposkan pada Sains

Gerhana Bulan Penumbra

[23.03.2016]

Pengen banget liat gerhana, tapi gerimis nggak pergi-pergi… Padahal puncaknya sebentar lagi: 18.47 WIB. Biasanya yang kulihat itu gerhana bulan umbra. Yang ini penumbra. Pengen ngeliat sendiri bedanya seperti apa antara gerhana bulan umbra, penumbra, dan bulan purnama biasa. Tentu sebenarnya ini sudah sering terjadi sepanjang hidupku, tapi aku tidak memperhatikan karena memang nggak banyak diberitakan pada saat itu.

Dari situs Kafe Astronomi (http://kafeastronomi.com/gerhana-bulan-penumbra-23-maret-2016.html), ini penjelasan tentang gerhana bulan penumbra:

Lanjutkan membaca “Gerhana Bulan Penumbra”

Diposkan pada Sains

Mitologi Gerhana di Pulau Jawa

[23.03.2016]

Dulu waktu kecil aku sering denger bahwa masyarakat jaman dulu menganggap peristiwa gerhana (bulan/matahari) adalah peristiwa dimana bulan/matahari dimakan oleh buto. Kemudian karena penduduk memukul-mukul lesung, buto-nya jadi takut, dan bulan/matahari pun dimuntahkannya.

Ternyata lengkapnya seperti ini. Sedikit berbeda dari apa yang aku dengar saat kecil dan yang hanya saumplik itu.

Lanjutkan membaca “Mitologi Gerhana di Pulau Jawa”

Diposkan pada Sains

Mengapa Sinar Matahari Saat Gerhana Matahari Lebih Berbahaya dari Biasanya?

[05.03.2016]

Mengapa sinar matahari pada saat gerhana matahari lebih berbahaya bagi mata dibandingkan dengan biasanya? Bukankah dengan tertutupnya matahari oleh bulan berarti jumlah sinar yang kita terima menjadi lebih sedikit?

Saat sinar matahari tertutup oleh bulan, langit akan terlihat gelap. Ini tentu menimbulkan godaan pada diri kita untuk menatap matahari, dengan pemikiran “pasti tidak sesilau biasanya nih…”. Lanjutkan membaca “Mengapa Sinar Matahari Saat Gerhana Matahari Lebih Berbahaya dari Biasanya?”

Diposkan pada Sains

Selfie Bersama Gerhana Matahari? Pikir-pikir dulu Bahayanya

Peristiwa rusaknya taman bunga amarylis di Gunung Kidul dan taman bunga di Kebun Raya Baturaden menunjukkan bahwa perilaku selfie seringkali disertai dengan minimnya pertimbangan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Yang dipikirkan hanyalah bagaimana menghasilkan foto selfie dengan latar belakang sesuatu yang indah atau luar biasa.

Gerhana matahari adalah peristiwa yang relatif langka, bila ditinjau dari tingkat keseringan terjadinya di suatu daerah tertentu. Tentu banyak dong yang pengen mengabadikan peristiwa itu dan menunjukkan bahwa kita terlibat di dalamnya.

Lanjutkan membaca “Selfie Bersama Gerhana Matahari? Pikir-pikir dulu Bahayanya”
Diposkan pada Sains

Antara Nyepi dan Gerhana Matahari

Jangan lupa, tanggal 9 Maret 2016 Gerhana Matahari Total melintasi Indonesia. Jogjakarta akan menikmati matahari sabit dengan tertutupnya matahari sebesar 81,59%. Peristiwa ini hanya berulang setiap 33 tahun sekali. Jadi… jangan lewatkan peristiwa langka ini. Kebetulan tanggal 9 Maret 2016 itu libur Nyepi.

Sebentar… Kebetulan? Hmmm… ini bukan kebetulan! Memang antara Nyepi dan gerhana matahari itu ada yang menghubungkan.

Lanjutkan membaca “Antara Nyepi dan Gerhana Matahari”
Diposkan pada Sains

Saat terjadi gerhana matahari, apakah daerah di “seberang sana” tidak berbulan?

[17.02.2016]

Setua ini baru menyadari bahwa pemahamanku selama ini salah. Ini gegara si Ade (8,5 tahun) bertanya, “Pada saat terjadi gerhana matahari, berarti daerah di “seberang sana” (nyebrangnya menembus bumi!) nggak ada bulan dong… Kan bulan berada di sini…” Yang ketika dijawab dengan “ya” muncul pertanyaan, “Bagaimana setelah itu bulan kembali terlihat di malam hari?”

Lanjutkan membaca “Saat terjadi gerhana matahari, apakah daerah di “seberang sana” tidak berbulan?”