Diposkan pada Ringan

Impulsive Buying

[10.12.2020]

Pernah denger yang namanya 𝘪𝘮𝘱𝘶𝘭𝘴𝘪𝘷𝘦 𝘣𝘶𝘺𝘪𝘯𝘨? Ini adalah pembelian yang tidak direncanakan. Kastemer hanya membeli berdasarkan perasaan atau emosionalnya saja.

Aku pikir aku bukan termasuk mereka yang kalau membeli tinggal ambil saja karena suka (dan tentu saja ada duitnya). Meskipun ada duitnya, aku selalu saja mempertimbangkan banyak hal.

Nah, yang aku ceritakan ini sebenernya sering terjadi. Aku cerita yang ini saja karena aku punya fotonya sehingga tidak akan ada yang protes ‘no pict hoax’ 😁.

Ini kejadian bertahun-tahun yang lalu. Saat itu mau lebaran, di suatu supermarket di Kartasura. Pas mau bayar-bayar, di dekat kasir aku lihat ada botol mungil imut yang isinya minyak zaitun. Virgin olive oil. Lucu banget botolnya! Aku pengen banget beli itu!

Itu isinya 40 ml dengan harga sekitar 20rb. Cuma segitu harganya! Murah kan… Eh tapi tunggu tunggu! Kalau dihitung-hitung kok kayaknya mahal banget ya? Aku sering mencampurkan minyak itu saat menanak nasi. Sering beli, jadi tau harga yang semestinya. Yang biasa aku beli yang 500ml, harganya sekitar 70rb-an. Jelas minyak di botol kecil itu mehong banget kan… Dengan pertimbangan itu, aku pun nggak jadi beli.

Sesampai di rumah, aku kepikiran terus dengan botol mungil lucu itu. Beberapa hari kemudian, aku datang lagi ke toko itu. Aku kecewa sekali karena ternyata minyaknya sudah nggak ada. Bahkan di rak yang isinya khusus minyak-minyakan, barang itu juga nggak ada.

Setelah itu, setiap ke supermarket aku selalu mencari botol minyak itu. Selama bertahun-tahun! Dan tidak ketemu juga… 😭 Ada sih yang botolnya sama keluaran pabrik yang sama, tapi botolnya gedhe. Jadi nggak imut lagi. Aku maunya yang kecil itu… Bahagia sekali kalau bisa mendapatkannya.

Akhirnya aku mempercayai jargon yang banyak dipakai oleh para tukang belanja. 𝘓𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘦𝘸𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘤𝘦𝘸𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘪. Ini jargonnya para 𝘪𝘮𝘱𝘶𝘭𝘴𝘪𝘷𝘦 𝘣𝘶𝘺𝘦𝘳. Jangan dimasukkan dalam pikiran kalau nggak pingin menjadi bagian dari mereka. Ini racun bener…

Dan setelah bertahun-tahun kemudian, aku baru ingat pada supermarket onlen kesayangan. T*ped. Eh, padahal aku sering belanja di situ loh… Belanja kebutuhan-kebutuhan yang aku perlukan saja. Entah kenapa kok baru kepikirannya sekarang.

Dan… Taraaaa… Akhirnya barang ini bisa juga aku dapatkan. Aku beli tiga ukuran sekalian, 20 ml, 40 ml, dan 90 ml. Yang imut-imut aja. Yang gedhe nggak aku beli.

Oh ya, aku bukan beli minyaknya ya… Aku beli botolnya. Beli botol berhadiah minyak. Dan pembelian ini setelah melalui berbagai macam pertimbangan. Di antaranya: kebahagiaan hatiku.

Jadi tetep aja, aku bukan bagian dari para 𝘪𝘮𝘱𝘶𝘭𝘴𝘪𝘷𝘦 𝘣𝘶𝘺𝘦𝘳!

[HDK]

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar