Diposkan pada Cerita Merapi

Kumpulan Memory Letusan Merapi Oktober-November 2010

Beberapa hari ini Jogja terasa panas sekali gila… At least di sekitar tempat tinggalku. Jogja bagian utara. Panasnya nggak biasa. Aneh. Meski hampir tiap hari hujan, tetap saja hawa panasnya terasa. Kenapa bisa begini?

Teka-teki ini terjawab ketika muncul edaran kenaikan status Merapi dari waspada menjadi siaga Kamis (5 Nov) kemarin. Oh pantas… Aktivitas Merapi sedang tinggi ternyata.

Seorang teman menyarankanku untuk siap-siap mengungsi. Tapi aku pikir itu masih terlalu dini, meski bukan berarti sarannya akan kuabaikan.

Aku ingat, 10 tahun yang lalu saat Merapi meletus besar, berita tentang meningkatnya aktivitas Merapi mulai santer sekitar akhir bulan September 2010. Itu nggak berapa lama setelah munculnya angin kencang berbunyi. (Aku ingat karena pas itu aku nengok temanku yang baru lairan anaknya dan Amas nangis ketakutan di rumah temenku itu). Bulan Oktober aktivitasnya semakin meningkat, hingga terjadinya letusan yang cukup besar pada tanggal 26 Oktober 2010 yang diantaranya menyebabkan berpulangnya mbah Marijan. (Aku ingat nonton berita tentang ini saat jagain ibuku alm di RS setelah operasi usus buntu).

Ternyata aktivitas Merapi tidak berhenti sampai sini saja. Terus berlanjut… Cukup mencekam hingga aku menulis ‘serial status’ tentang Merapi di Facebook, meski itu tidak kusengaja. Padahal aku bukan model orang yang dikit-dikit lapor aku sedang ngapain di Facebook loh. Modelku kan nulis panjang-panjang seperti ini… 😂

Dan Facebook memang tempat penyimpanan memori terbaik. Melebihi diary! (Karena aku nggak suka nulis di diary 😁)

Setelah kulacak, ada 20-an status tentang Merapi yang kubuat dalam kurun waktu sekitar 1 bulan, sejak 26 Oktober hingga 25 November 2010. Dari situ bisa dilihat bagaimana fluktuasi perasaanku, dari biasa-biasa saja, agak-agak panik, superpanik, hingga ke kagalauan ‘kapan semua ini akan berakhir’, yang diakhiri dengan perasaan biasa-biasa lagi.

Di bawah masing-masing gambar ini aku beri caption, mungkin ada 1-2 yang lumayan panjang, terutama pada kisah saat kami mengungsi sekitar 15 menit sebelum Merapi meletus besar pada tanggal 5 Nov 2010 dini hari, yang muntahan kerikilnya sampai ke rumah kami.

Oh ya, ini hanya sekedar kumpulan memori yang kebetulan terjadi di hari-hari ini 10 tahun yang lalu. Insya Allah erupsi Merapi tahun ini tidak akan sebesar erupsi tahun 2010 itu. Diperkirakan, karakternya kali ini kurang lebih seperti erupsi pada tahun 2006. Bahkan kubah lava juga belum terlihat.

Nenek moyang kita sudah lama bersahabat dengan Merapi. Saat merapi erupsi, mereka mengatakan ‘Merapi hanya sedang membangun’… Hasilnya nanti akan menyejahterakan masyarakat juga. Yang perlu kita lakukan hanyalah berdoa dan waspada. Ketika Merapi akan mengeluarkan isinya, kita menyingkir sejenak. Setelah Merapi tenang, kita bisa kembali lagi. Kalau diomongkan gitu aja nampaknya simpel ya… Padahal pelaksanaannya perlu koordinasi banyak pihak.

Semoga erupsi Merapi tahun ini tidak memakan korban.

Catatan:

Foto-foto pada gallery di bawah menunjukkan status Facebook-ku dari akhir Oktober hingga akhir November 2010. Mungkin ini sedikit bisa menggambarkan suasana saat itu.

Sumber:
https://regional.kompas.com/read/2020/11/05/19135321/erupsi-gunung-merapi-selanjutnya-diprediksi-serupa-letusan-2006?amp=1&page=1

°°°

GALLERY

.

.

.

.

.

Catatan:

Ini belum selesai. Mestinya ada sekitar 23 gambar di sini. Kapan-kapan tak lanjut lagi…

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar