Diposkan pada Gifted

International Day of the Gifted

[10.08.2019]

10 Agustus. International Day of the Gifted.

Tanggal ini ditetapkan oleh World Council for Gifted and Talented Children pada konfrerensi 2 tahunan-nya yang ke-19 tahun 2011 di Praha, Republik Ceko. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia mengenai anak-anak gifted lengkap dengan kebutuhan-kebutuhannya, dari kebutuhan emosional/sosial hingga kebutuhan pembelajarannya.

Hingga kini masih banyak pemahaman keliru di masyarakat mengenai anak gifted. Slogan terkenal “Every child is gifted, they just unwrap the packages at different times” sungguh menghambat perjuangan untuk sosialisasi kebutuhan anak-anak ini.

Yes, every child is a GIFT, but NOT every child is GIFTED.

Gifted adalah suatu label yang memerlukan tindak lanjut berupa tatalaksana. Label ini bukan untuk gagah-gagahan atau bangga-banggaan. Dengan adanya label ‘gifted’ ini, bukan berarti tetiba anak-anak ini langsung berubah jadi orang hebat seperti dokter, akuntan, seniman hebat, profesor, dan sebagainya.

Anak-anak membutuhkan label ini untuk mendapatkan semacam perlakuan khusus dalam proses pembelajaran di sekolah. Ya, mereka membutuhkannya! Pernahkah terbayangkan berapa banyak anak gifted yang drop out dari sekolah karena sekolah tidak bisa memahami kebutuhannya? Ada banyak! Bahkan di komunitas kami yang kecil ini at least ada 8 anak yang pernah/sedang menjalani homeschooling karena orang tua kesulitan untuk mendapatkan sekolah yang bisa mengakomodasi kebutuhan anaknya.

Sebenarnya perundangan terkait pendidikan sudah memberikan aturan khusus untuk anak-anak ini. Sebut saja UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (pasal 32 ayat 1 dan 3), UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (pasal 32 ayat 1 dan 3), PP no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 41), serta Permendiknas No 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. Sayangnya hal ini tidak terlaksana dengan baik di lapangan, utamanya karena adanya keterbatasan pemahaman dari SDM terkait (pengambil keputusan dan pelaksana kebijakan).

Orang tua juga membutuhkan label ini untuk untuk mencari solusi parenting yang tepat. Parenting untuk anak-anak normal akan ‘mental’ ketika diterapkan pada anak-anak ini. Anak-anak ini bukan model anak mau menurut begitu saja ketika kita meminta atau melarang mereka melakukan sesuatu. Reward-punishment tidak bisa diberlakukan pada mereka. Perlu ada berbagai macam penjelasan dan berbagai argumen hanya untuk menyuruh mereka mandi, misalnya. Hal yang sepele. Apalagi untuk hal-hal lain yang lebih besar. Belum lagi pertanyaan-pertanyaan njlimet mereka yang tidak henti-henti. Belum lagi masalah swing emotion mereka yang mengajak kita bagaikan menaiki roller coaster tiap hari.

Tercium adanya masalah bukan?

Adanya hari peringatan ini bisa memberi kita alasan untuk berupaya lebih keras dalam mensosialisasikan masalah ini pada para guru, politisi, dan masyarakat. Tentang apa saja yang dibutuhkan anak-anak gifted ini, baik di bidang pendidikan, kehidupan sosial, maupun di rumah.

#psggcjogja
#internationaldayofthegifted

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar