Diposkan pada Horor

Darah Siapa?

[18.07.2018]

Ini kejadian 4 th yl. Kayaknya sekitar 2 minggu setelah lebaran. Juli 2014.

Temenku balik dari mudik. Mobilnya kecelakaan tunggal di deket pertigaan bandara menjelang subuh. Dia ngantuk.

Mobilnya ringsek nabrak tiang. Menurutnya ada seorang lelaki tua yang tertabrak, tapi dicari dimana-mana nggak ada.

Dia bersama istri dan 2 anaknya. Kayaknya plus keponakan 1 lagi. Semua hanya lecet-lecet, kecuali anak pertamanya yang terlempar dari bangku baris kedua ke kaca depan. Tulang pahanya patah, perlu dipen.

Si Bapak dan beberapa tetangga sempat ke TKP menolong ini itu. Sekitar jam 8.30an sudah balik lagi ke rumah. Si Bapak langsung ke keraton.

Nggak berapa lama aku ditelpon temanku itu. Dia nanyain si Bapak, mau minta tolong dicarikan kunci rumah di mobilnya. Saat itu posisi dia sudah di rumah, sementara mobilnya sudah diderek ke polsek setempat.

Karena si Bapak sudah berangkat dan aku kebetulan akan jalan ke arah Bandara, aku menawarkan diri untuk mencarikan kuncinya.

Singkat kata, aku sampai di polsek, dipersilakan untuk mencari sendiri di halaman paling belakang. Sepi pooool nggak ada orang. Merinding aku…

Halaman belakang dimana mobil ringsek itu diletakkan lumayan jauh dari bangunan induk. Berbatasan dengan sawah, tanpa tembok penyekat. Saat kita berada di sana, serasa kita hanya sendiri di dunia ini.

Aku mencari kunci rumah di dalam mobil itu. Dia bilang kemungkinan di depan. Jadi aku fokus nyari di depan. Di kursi nggak nemu. Aku melongok ke bawah dashboard. Ada genangan darah di situ… Tidak terlihat ada kunci. Aku coba mencari di dalam genangan darah itu. Yaaak… ketemu!!!

Lumayan banyak darah di bagian depan itu… Selain genangan di lantai bawah dashboard, juga ada di kursi driver. Aku mbayangke, lukane dho koyo opo yo…

Masih ada barang lain yang dia pesan untuk dicarikan. HP.

Tiba-tiba terdengar sayup instrumental lagu sedih. Iramanya benar-benar menambah seram suasana.

Setelah lama terdiam ketakutan, baru terpikir kemungkinan bahwa itu adalah suara HP. Aku menelpon temanku. Kuminta dia terus call nomer HP itu karena aku mendengar suara ring tonenya. Meskipun dia bilang dia telpon nggak masuk-masuk.

Akhirnya berkat panduan dari suara instrumental itu, ketemu juga HP-nya. Di bawah ringsekan kaca di atas dashboard.

Aku segera mencuci kunci yang kutemukan tadi. Lumayan perlu waktu lama karena darahnya sudah mengental. Aku nggak mau ada setitik darah pun yang tertinggal. Setelah bersih aku pulang. Eh, ke rumah temenku itu ding…

Sesampai di rumahnya, aku serahkan kunci dan HP-nya. Tapi dia bilang bukan itu HP yang dia cari. Itu HP anaknya. Dan bukan dia yang call nomer itu.

“Lalu siapa?” tanyaku merinding.

“Mungkin istriku call dari RS.”

Jawaban yang cukup menenangkanku.

Aku kemudian tanya luka-lukanya. Aku penasaran karena liat darah di kursi driver dan bawah dashboard tadi. Dia bilang dia nggak luka berdarah sama sekali. Bahkan anaknya yang patah tulang pahanya pun nggak berdarah. Paling yo ming lecet-lecet…

Njuk itu darah milik siapa? Banyak lho, sampai menggenang! Aku… aku nyuci darahnya siapa itu?

#cerita_horor

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar