Diposkan pada Gifted, Resensi

GIFTED (The Movie)

[21.06.2017]

Aku nggak akan bilang ini review atau sinopsis dari film Gifted. Nope. Ini hanya… yeah… sekedar pikiran-pikiran liar yang berkecamuk selepas nonton film itu.

Kalau ada yang tanya, “Bagus nggak filmnya?” Jawabannya: bagus. “Recommended nggak?” Recommended.

Meski ada rasa sedikit kecewa karena tidak seperti yang diharapkan. Terus terang, aku berharap dengan menonton film ini masyarakat akan semakin tercerahkan mengenai giftedness atau kecerdasan istimewa. Tidak… Ini bukan film edukasi macam itu. Ini murni komersil. Inti ceritanya sebenarnya tentang perebutan hak asuh dengan latar belakang seorang anak yang gifted. Hampir sama seperti film lawas Kramer vs Kramer (1979) yang juga berkutat soal perebutan hak asuh anak, hanya saja film itu dilatarbelakangi ketidaksetaraan gender.

Jadi begini ceritanya… Oh ya, aku nggak akan cerita keseluruhan filmnya. Biar pada penasaran dan pengen nonton sendiri 😀. Yang sudah ngebet pengen tau, silakan kepoin mbah gugel. Sudah banyak yang bikin sinopsisnya.

Aku hanya akan cerita yang terkait giftedness saja ya… Plus penjelasan yang mungkin diperlukan.

Tokoh utama dalam film ini adalah Mary (McKenna Grace), seorang anak berusia 7 tahun yang dibesarkan oleh pamannya, Frank Adler (Chris Evans), yang bekerja sebagai tukang memperbaiki kapal. Sebelumnya Mary homeschool, diajari oleh pamannya sendiri. Namun karena pamannya merasa ilmunya sudah habis, maka Mary disekolahkan.

Hari pertama Mary bersekolah, Mary merasa bosan. Apalagi pada saat pelajaran matematika, yang dibahas baru 1+1, 2+2, 3+3, dst. Dari sikap yang ditunjukkannya, akhirnya gurunya tahu bahwa Mary jauuuuh lebih maju dari teman-temannya. Saat itu Mary bisa menjawab pertanyaan berapa 57 x 135. Dia bahkan bisa mengatakan berapa akar dari hasil perhitungan itu. Dari situ, gurunya , ms Stevenson (Jenny Slate) menyimpulkan bahwa Mary gifted. Ms Stevenson menyempatkan untuk bertemu Frank untuk menyampaikan hal ini.

Frank masih berusaha menutupi kenyataan ini. Dia mengatakan, Mary bisa memecahkan soal-soal hitungan itu karena belajar memakai sistem Trachtenberg. Silakan googling dengan kata kunci “Trachtenberg speed system”. Pada hasil temuan ke-6 (kalau sama dengan gadget-ku) maka kalian akan mendapatkan file pdf mengenai sistem penghitungan cepat Trachtenberg. Ini hadiah dariku karena sudah membaca sejauh ini. 😀

Ms Stevenson kemudian googling tentang sistem itu. Bukan hanya itu, dia juga mencari tahu tentang Frank Adler. Yang membawanya pada nama Diane Adler, seorang ahli matematika muda yang diperkirakan akan memecahkan persamaan Navier-Stokes. Ms Stevenson terkejut mendapati bahwa Diane Adler meninggal karena bunuh diri 6 tahun sebelumnya, karena itulah Mary sekarang diasuh oleh pamannya.

Sampai di sini dulu… Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas. (Oh ya, angka di dalam tanda kurung yang akan muncul dalam pembahasan ini menunjukkan sumber referensi yang dituliskan di bawah paragraf terakhir). Yang pertama, bahwa gifted itu genetik, utamanya diturunkan dari ibu. [1]. Kedua, bunuh diri adalah issue yang cukup serius untuk para gifted. [2, 3].

Terkait dengan pernyataan bahwa gifted adalah genetik, meskipun bekerja sebagai tukang reparasi kapal, Frank sebenarnya juga cerdas. Dia mempelajari sistem Trachtenberg saat berusia 8 tahun, diajarkan oleh ibunya yang juga ahli matematika. Frank juga yang mengajarkan sistem itu pada Mary. Selain itu, sebelum memutuskan mengurus Mary dan pindah ke tempat tinggalnya sekarang serta berganti profesi, Frank adalah Assistant Professor di Boston University untuk bidang filsafat.

Jadi, sesungguhnya Frank tahu bahwa Mary itu gifted, jauh sebelum diberitahu oleh Ms Stevenson.

Ciri gifted memang nampak dalam pergaulan Mary. Dia enjoy berteman dengan Roberta (Octavia Spencer), pemilik rumah kontrakan Frank, meskipun usia Roberta berkali-kali lipat darinya. Selain itu, Mary juga menjunjung tinggi keadilan. [4]. Suatu hari, saat mau pulang dengan menggunakan bis sekolah, terjadilah insiden ini. Saat itu Justin, teman sekelasnya, membawa hasil prakarya berupa kebun binatang melewati gang antar tempat duduk. Seorang anak kelas 5 menjegal Justin hingga jatuh dan karyanya hancur berantakan. Mary marah melihat hal ini. Dia mendekati anak kelas 5 itu, mengata-ngatai, dan memukulkan buku tebal ke mukanya hingga hidungnya patah.

Kejadian ini cukup sering terjadi dalam kehidupan nyata, dimana anak-anak gifted kelihatannya melakukan kenakalan tertentu, namun setelah dirunut sebenarnya ada alasan yang cukup kuat mengapa mereka melakukannya.

Tentu saja karenanya Mary harus berurusan dengan sekolah. Kepala sekolah menyarankan pada Frank untuk memindahkan Mary ke Oak Academy for Gifted Education, yang memiliki program untuk anak gifted.

Frank menolak ide ini. Dia mengatakan dia sudah berjanji pada mendiang ibu Mary untuk membesarkan Mary seperti anak normal lainnya. Frank sudah menjadi saksi hidup atas kejadian yang menimpa saudaranya itu. Sehari-hari hanya berkutat dengan matematika, tidak ada permainan, tidak ada pergaulan dengan teman sebaya. Frank menilai Diane bahkan tidak tahu bedanya laki-laki yang baik dengan yang brengsek, hingga akhirnya lahirlah Mary, yang tidak pernah sekalipun ditengok oleh ayahnya. Frank tidak mau Mary bernasib seperti Diane.

Penolakan Frank berbuntut panjang. Entah bagaimana, ibunya, Evelyn Adler (Lindsay Duncan), mendengar tentang hal ini. Dia pun datang ke tempat tinggal Frank. Perebutan hak asuh pun dimulai dari sini.

Oh ya, sebelumnya Evelyn belum pernah bertemu Mary sama sekali, karena dia pergi meninggalkan Diane saat tahu Diane hamil.

Siapakah yang akhirnya memenangkan perebutan ini? Bagaimana akhirnya kelanjutan sekolah Mary? Tonton saja film-nya! Recommended ditonton sebagai film hiburan. Apalagi ada si paman yang ganteng itu… 😁

Tapi, sebentar… Bila film ini beredar dalam wujud aslinya (tanpa sensor), sangat tidak direkomendasikan untuk nonton bareng (seperti yang semula direncanakan oleh komunitas kami), apalagi bersama anak-anak. Ada adegan begituannya, meski tidak vulgar. Ada juga adegan minum minuman keras.

Ini trailer-nya:

Referensi:
[1] http://www.psychology-spot.com/2016/03/did-you-know-that-intelligence-is.html?m=1
[2] http://www.counselingthegifted.com/articles/giftedsuicide.html
[3] https://link.springer.com/chapter/10.1007%2F978-1-4020-6162-2_25
[4] https://www.nagc.org/resources-publications/resources/my-child-gifted/common-characteristics-gifted-individuals

[HDK]

.

Edited:

Oh ya, ini aku nemu file rekaman filmnya secara utuh. Sebenarnya ini salah satu jenis pembajakan ya… Tapi lihat itu kenapa kok aku  jadi pingin share ya?

Ini link-nya (kalau belum di-banned):

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar