Diposkan pada Kesehatan, Preeclampsia

Bersiaplah Sebelum Halilintar Menyerang!

[22.05.2017]

#WorldPreeclampsiaDay #HariPreeclampsiaSedunia

Pernah dengar tentang preeclampsia? Preeclampsia adalah komplikasi kehamilan yang bisa mengancam ibu hamil dan bayinya. Komplikasi ini menyerang 4% dari ibu hamil. Secara global, sekitar 76.000 ibu dan 500.000 bayi meninggal karena preeclampsia per tahunnya.

Di Indonesia, preeclampsia dikenal juga sebagai keracunan kehamilan. Berdasarkan pengalaman saya, masih banyak masyarakat awam yang salah menangkapnya sebagai keracunan-keracunan yang lain. Saat kami dalam masa berduka kehilangan bayi kami, seorang tetangga ‘menghibur’ dengan mengatakan, “Sudahlah… Besok lagi kalau hamil dijaga makanannya, biar nggak keracunan lagi seperti ini… “. Di kesempatan lain, saat menengok bayi sahabat, seorang kawan menceritakan tentang kelahiran bayi saudaranya yang ‘keracunan ketuban’, yang dilanjutkan dengan penjelasan ‘tekanan darah ibunya tinggi sekali saat itu, mencapai 200… ‘. Tentu maksudnya adalah ‘keracunan kehamilan’.

Secara umum tanda-tandanya adalah pembengkakan (oedema) di kaki mulai pada usia kehamilan sekitar 5 bulan. Pembengkakan ini bisa menjalar di sekujur tubuh. Tanda lain yang sering muncul adalah munculnya masalah pada penglihatan, sering sakit kepala, tidak enak badan, serta nyeri hebat di bawah rusuk. Tekanan darah yang meningkat tajam seringkali dianggap sebagai tanda utama dari preeclampsia.

Namun tekanan darah yang tinggi ini sebenarnya tidak selalu bisa dijadikan patokan, karena bisa saja pembengkakan sudah berlangsung berbulan-bulan, namun tekanan darah masih dalam kisaran normal. Ini yang saya alami. Pembengkakan terjadi sejak usia kehamilan 5 bulan. Saat saya menyatakan kecurigaan saya tentang preeclampsia pada dokter yang memeriksa, serta merta dokter itu menggeleng. “Tekanan darah ibu masih normal… “. Saya cari second opinion, third opinion, hingga seventh opinion, semuanya mengatakan hal yang sama. “Ini bukan preeclampsia. Tekanan darah Ibu masih normal…” Hingga akhirnya di usia kehamilan 7 bulan cairan ketuban merembes keluar. Saat itu, tekanan darah saya mencapai lebih dari 180! (Tidak tahu tepatnya, karena setelah angka itu suster tidak mau menyampaikan karena takut saya panik).

Inilah yang dimaksud halilintar. Preeclampsia dikenal sebagai penyakit halilintar karena serangannya bisa tiba-tiba. Karena itu, tema “be prepared before lightning strikes” dipakai untuk memperingati Hari Preeclampsia Dunia yang pertama, yang jatuh pada tanggal 22 Mei 2017. Ya, hari ini.

Diharapkan dengan adanya hari peringatan ini, informasi mengenai preeclampsia bisa menyebar sehingga ibu hamil bisa mengenali tanda-tanda preeclampsia lebih dini. Jangan menunggu hingga tekanan darah menjadi tinggi. Untuk memastikan apakah tanda-tanda itu mengarah ke preeclampsia atau tidak, ibu hamil bisa mengambil tes untuk melihat apakah ada kehadiran protein dalam urine atau tidak. Bila ada, berarti ibu hamil sudah terkena preeclampsia. Hubungi penyedia layanan kesehatan untuk memantau kehamilan.

*Pengalaman saya terkait preeclampsia hingga kehilangan bayi kami bisa dibaca di sini.

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar