Diposkan pada Sains

Ngengat vs Kupu-kupu

[23.01.2017]

Entah kenapa, aku lebih familier dengan kata “kupu-kupu” untuk menyebut semua makhluk indah pemilik sepasang sayap yang biasa terbang ke sana kemari di sekitar kita.

Makanya aku heran sekali saat baca Lima Sekawan “Ke Bukit Billycock”, si Dick bilang pada Anne: “Masa kau nggak bisa membedakan kupu-kupu dengan ngengat?”

Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock (cover lama)

Eh… Emang kupu-kupu mirip ya dengan ngengat? Kok sampai si Anne dibilang gitu? Kupikir memang jauh sekali bedanya sehingga kita dengan mudah bisa membedakan. Aku saat itu masih SD. Belum ada internet, apalagi mbah Gugel… Belum lahir dia! Jadi aku nggak bisa ngintip-ngintip bagaimana sebenarnya perbedaan dan persamaannya.

Karena sering lihat di bungkus kapur barus atau obat serangga ada tulisan: mengusir kecoak dan ngengat, maka dalam bayanganku ngengat adalah makhluk yang tidak indah yang kerjanya merusak dan merugikan kita. Tukang makan buku dan baju. Saudaranya rayap. Makhluk kecil mungil yang bisa terbang dengan sayap segitiga yang tidak ada indah-indahnya. Nggak ada mirip-miripnya lah dengan kupu-kupu!

Di kemudian hari beberapa tahun yang lalu, saat aku baca ulang Lima Sekawan itu untuk yang ke seratus kalinya dan di dekatku ada gadget, segera saja aku googling.

Oh… Pantesan si Dick menuduh Anne nggak tau beda antara ngengat dengan kupu-kupu… Mirip banget sih penampilannya! Kecuali bahwa ngengat saat menclok selalu membuka sayapnya sementara kupu-kupu selalu menutup sayapnya. Warna sayap ngengat juga tidak semencolok kupu-kupu. Apalagi ya? Oh iya… sebagian besar ngengat lebih aktif di malam hari, sementara kupu-kupu di pagi atau siang hari.

Bahkan sebelum baca informasi ini pun aku masih salah mengerti. Kukira makhluk bersayap berwarna coklat yang sering bertamu pada malam hari di rumahku adalah kupu-kupu. Masyarakat di sekitarku memang menyebutnya sebagai kupu-kupu. Yang besar dikenal sebagai kupu-kupu gajah. Berarti kita semua salah dong…

Eh tapi samar-samar aku ingat, saat aku kecil dulu ibuku mengatakan itu bukan kupu-kupu, melainkan rama-rama. Ibuku orang Melayu (Riau Kepulauan). Saat itu aku abaikan pendapat ibuku. Aku anggap itu hanya masalah perbedaan bahasa saja. Ternyata bukan karena itu. Kupu-kupu memang berbeda dari rama-rama. Rama-rama adalah nama lain dari ngengat.

Kupu-kupu: warna sayapnya mencolok, kalau menclok sayapnya cenderung menutup. Ngengat: warna sayap tidak mencolok, kalau menclok sayapnya terbuka.

Entah kebetulan atau tidak, beberapa hari kemudian di pelajaran sekolah Amas (saat itu Amas kelas 4 atau 5) ada bahasan tentang perbedaan ngengat dan kupu-kupu. Lancar deh jelasinnya…

Ini foto ngengat favoritku. Ngengat raksasa nan cantik ‘peliharaan’ Cedric-nya mbak Anita Juwyana (saat itu 5 tahun), anak PSGGC Jogja. Cedric memeliharanya saat masih berupa ulat, meletakkannya di dalam keranjang berkawat, mengamati proses perubahannya dari ulat jadi kepompong, hingga jadi ngengat. Setelah beberapa saat, si ngengat raksasa cantik ini dilepaskannya ke habitatnya. [HDK]

Cedric bersama ulat yang dipiaranya hingga jadi kupu-kupu. Attacus Atlas (secara lokal dikenal juga sebagai ‘kupu-kupu’ gajah), ngengat terbesar di dunia.
Cedric and the largest moth in the world: Attacus Atlas (Atlas moth)

😘😘😘

Sumber:

• gambar kupu-kupu vs ngengat: http://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160830153323-445-154884/apa-beda-ngengat-dan-kupu-kupu/

• foto-foto Cedric: dokumen pribadi keluarga Anita Juwyana

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar