Diposkan pada Horor

Misteri Suara Ulek-ulek

[13.02.2015]

Kami menempati rumah kami ini sejak bulan Juli 2004, saat Amas berusia 7 bulan di kandungan. Karena terlalu sempit, kami tambah beberapa ruangan. Kami bangun sampai batas belakang. Disain kami buat sedemikian rupa sehingga semua ruangan bisa mendapat udara segar.

Pembangunan tahap pertama selesai tanggal 26 Mei 2006. Dan… besoknya gempa besar melanda Jogja. Untung hanya retak-retak kecil yang didapat, itupun pada bangunan lama.

Pembangunan tahap 2, pemasangan keramik dan finishing, dikerjakan oleh 1 orang tukang dari kampung sebelah, mengingat 10 tukang yang bekerja di tahap pertama semuanya menjadi korban gempa di daerahnya (rumah mereka roboh). Tahap 2 ini selesai menjelang lebaran 2007.

Aku tidak tau pasti sejak kapan tepatnya kami mendengar suara ulek-ulek dari kamar belakang. Yang jelas ya setelah tahap 2 selesai. Nggak langsung lah, ada jeda agak lama. Mungkin setelah Lebaran 2008. Sumbernya dari ruangan di balik kamar itu. Rumah tetangga belakang.

Suara itu bisa didengar semua orang dan tidak hanya terdengar di kamar itu. Jadi saat kami di ruang makan atau ruang tengah, suara itu bisa didengar juga kalau pas muncul.

Dulu, awalnya kami mengira itu benar-benar suara ulekan. Tetangga belakang rajin bener ngulek… Pagi, menjelang siang, siang, sore, malam, tengah malam… Masak apa sih dia?

Tapi saat kami yakin bahwa di rumah itu sedang nggak ada orang, suara itupun tetap terdengar intens. Si Bapak kemudian menebak, itu mungkin suara kucing lagi main. Mungkin kucingnya di kandang, terus ditempatkan di ruang di balik kamar belakang kami, dan dikandangnya ada mainan yang kalau dimainin kucing akan berbunyi seperti ulek-ulek.

Bertahun-tahun kami beranggapan seperti itu, sampai suatu hari beberapa bulan yang lalu si Bapak berkesempatan duduk berdampingan dengan Bapak Tetangga Belakang. Bertanyalah si Bapak tentang kucing dan suara-suara itu.

“Nggak, kucingku nggak kutempatkan di ruang belakang. Lagipula dia nggak punya mainan kayak gitu. Di rumah juga nggak ada yang selalu ngulek. Wajar-wajar aja lah…”

Dan dia juga mengeluarkan uneg-unegnya:

“Nggen njenengan sering buka-buka pintu nggih? Suara krietnya kedengeran dari rumah.”

Waaaa… pintu di rumah kami nggak ada yang bunyi gitu…

#ngepaske_friday_the_13th

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar