Diposkan pada Musik

The Story behind the Moonlight Sonata

[03.12.2009]

Suatu sore, Ludwig van Beethoven dan temannya berjalan-jalan. Ketika melewati jalan yang gelap dan sempit, mereka mendengar sebuah lagu yang datang dari sebuah rumah mungil.

“Hey,” kata Beethoven, “itu dari salah satu laguku yang terindah.”

Tiba-tiba terdengar suara, “Aku tidak dapat memainkannya lagi—ini terlalu indah! Aku harap aku bisa mendengar lagu ini dimainkan oleh seseorang yang bisa memainkannya dengan baik.”

Tanpa kata, Beethoven dan temannya memasuki rumah itu. Rumah itu milik seorang pembuat sepatu yang miskin. Di depan piano duduk seorang gadis.

“Maaf,” kata Beethoven. “Saya seorang musisi. Saya dengar Anda berkata Anda ingin mendengar seseorang memainkan lagu yang baru saja Anda mainkan. Bolehkah saya memainkannya untukmu?”

“Terima kasih,” kata si gadis, “tapi piano kami sangat tua, dan kami tidak punya partiturnya.”

“Tanpa partitur? Bagaimana Anda bisa memainkan lagu tadi?” tanya Beethoven.

Si gadis muda menolehkan mukanya ke sang komponis. Segeralah Beethoven tahu bahwa dia buta.

“Saya memainkannya berdasarkan ingatan,” jawabnya.

“Dimana kamu dengar lagu yang baru saja kamu mainkan?”

“Saya mendengar seseorang berlatih dekat rumah lama kami. Selama musim panas, setiap sore jendela terbuka, dan saya mendekat untuk mendengarkan permainannya,” jawab si gadis.

Beethoven kemudian duduk di depan piano. Si gadis buta dan saudaranya mendengarkan dengan cermat permainan sang maestro. Si tukang sepatu mendekat dan bertanya, “Siapakah Anda?”

Beethoven tidak menjawab. Tukang sepatu mengulang pertanyaannya, dan Beethoven tersenyum. Dia mulai memainkan lagu yang tadi dimainkan si gadis.

Para pendengar menahan nafas. Ketika permainan berhenti, mereka berteriak, “Anda Sang Maestro! Andalah Beethoven!”

Beethoven bangkit untuk pergi, tapi mereka menahannya.

“Mainkan untuk kami sekali lagi –hanya sekali,” pinta mereka.

Beethoven duduk lagi di depan piano. Cahaya bulan yang cemerlang menyinari ruangan mungil itu.

“Saya akan memainkan sonata tentang cahaya bulan,” katanya.

Dia tampak berpikir sambil memandang sesuatu di langit cerah yang diterangi oleh bulan dan bintang-bintang yang berkelap-kelip. Kemudian jari-jarinya bergerak di atas tombol piano usang itu. Dalam tempo yang lambat, sedih, dan manis, ia memainkan karya baru. Akhirnya, sambil mendorong kursinya ke belakang, dan menoleh ke arah pintu ia berkata, “Selamat tinggal!”

Dia berhenti dan memandang lembut wajah si gadis buta.

“Ya, saya akan datang lagi untuk memberi pelajaran pada Anda. Tapi sekarang selamat tinggal! Saya akan segera datang lagi!”

Beethoven berkata kepada temannya, “Ayo kita buru-buru agar aku dapat menuliskan sonata itu sementara aku masih bisa mengingatnya!”

Moonlight Sonata #1st Movement (Ludwig van Beethoven)

Performer: Valentina Lisitsa

•••

Ini hanya salah satu dongeng tentang bagaimana proses penciptaan “The Moonlight Sonata” yang terkenal itu. Sampai sekarang ada beberapa versi tentang penciptaan lagu ini.
Pernah baca kisah ini di Bobo, long time ago. Setelah Bobo-nya hilang, coba cari dimana-mana. Baru nih ketemu ceritanya.

Sumber asli: http://stories-in-the-sand.blogspot.com/2007/04/moonlight-sonata.html

Sumber gambar: https://www.redbubble.com/shop/moonlight+sonata+drawing+posters

Penulis:

Seorang perempuan yang sangat biasa-biasa saja yang suka menulis, kalau lagi pengen.

Tinggalkan komentar